Tenaga baterai kini sudah menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan kita sehari-hari, mulai dari ponsel pintar hingga kendaraan listrik. Komponen utama baterai adalah elektrolit internal, yang menjaga perangkat Anda tetap berjalan.
Hari ini, mari kita jelajahi apa itu elektrolit baterai dan cara kerjanya.
Apa Itu Elektrolit Baterai?
Elektrolit baterai adalah zat yang mengangkut ion positif antara dua elektroda baterai, sehingga baterai dapat diisi dan dikosongkan. Elektrolit dapat berupa zat cair atau seperti pasta, tergantung pada jenisnya jenis baterai.
Bagaimana Cara Kerja Elektrolit Baterai?
Baterai punya tiga komponen kunci: katoda, anoda dan elektrolit yang memisahkannya. Elektrolit memfasilitasi muatan listrik antara terminal, membuat bahan kimia bereaksi dan mengubah energi yang tersimpan menjadi listrik yang dapat digunakan untuk perangkat yang terhubung.
Terbuat Dari Apa Elektrolit Baterai?
Baterai yang berbeda bergantung pada reaksi kimia dan elektrolit yang berbeda. Baterai timbal-asam menggunakan asam sulfat, baterai seng-udara mengoksidasi seng dengan oksigen, dan baterai alkaline menggunakan kalium hidroksida. Baterai litium biasanya menggunakan larutan garam litium, seperti litium heksafluorofosfat, sebagai elektrolitnya.
Bisakah Anda Menambahkan Elektrolit ke Baterai?
Ya, Anda dapat menambahkan air ke baterai sel basah yang tidak tersegel. Namun, gunakan hanya air sulingan, karena baterai menggunakan air, bukan asam sulfat.
Untuk baterai yang tersegel atau tidak mengeluarkan gas, seperti AGM atau lithium-ion, tidak memerlukan penambahan elektrolit. Kurangnya pembuangan gas merupakan suatu keuntungan, karena memerlukan sedikit perawatan setelah dipasang.
Apa Kandungan Elektrolit Baterai Lithium?
Elektrolit baterai litium bervariasi berdasarkan kimia dan jenis baterai. Kebanyakan menggunakan elektrolit cair seperti LiPF6, LiBF4, atau LiClO4 dalam pelarut organik.
Namun, elektrolit keramik padat, seperti oksida logam litium, merupakan pilihan yang muncul. Elektrolit padat menghilangkan risiko kebocoran dan sifat mudah terbakar yang terkait dengan elektrolit cair.
Litium heksafluorofosfat (LiPF6) adalah garam litium yang paling umum digunakan pada baterai litium-ion, sehingga menciptakan lingkungan yang stabil untuk ion litium selama penggunaan.
Apakah Elektrolit Baterai Lithium Aman?
Baterai lithium awal dihadapi pelarian termal dan risiko kebakaran karena panas berlebih, bocor, atau pengisian daya yang berlebihan. Tapi elektrolitnya aman.
Seiring kemajuan teknologi, fitur keselamatan baru seperti BMS Holo Battery dapat mendeteksi dan mematikan sel-sel yang tidak aman, menjadikan baterai mereka termasuk yang paling aman.
Kesimpulan
Elektrolit baterai sangat penting untuk semua jenis baterai, meski sering diabaikan.
Memahami cara kerjanya dapat memperpanjang masa pakai baterai, terutama untuk jenis baterai tertentu.
Berinvestasi pada produk seperti baterai lithium-ion khusus Holo Battery memerlukan lebih sedikit perawatan, karena elektrolitnya tidak terlalu menjadi perhatian.
Artikel Terkait: